Safar sesuai
sunnah
Safar
adalah cara untuk berlepas diri dari sesuatu yang ditakuti atau keinginan untuk
sampai kepada sesuatu yang diinginkan.
Syekh al utsaimin : “السفر هو مفارقة الوطن “ Safar adalah meninggalkan tempat tinggal atau kampung halaman.
Seseorang
tidak akan dikenal pribadinya kecuali jika kita safar bersamanya, karena ketika
safar akhlaq dan tabiat seseorang akan muncul, Umar bin Khathab Radhiallahu
‘anhu apabila ada yang ingin merekomendasi seseorang, beliau selalu bertanya :
“apakah engkau pernah safar dengannya? Apakah engkau pernah bermu’amalah
dengannya? Jika dia mengatakan : “iya” barulah beliau mau menerima.
Safar
tidak lepas dari dua tujuan : lari atau mencari
Safar karena lari seperti : karena
takut fitnah atau wabah to’un atau pertengkaran dasb
Safar karena mencari, seperti
mencari ilmu, harta, kedudukan dsb, sejak zaman shahabat sampai zaman sekarang,
ilmu sedikit sekali bisa didapat kecuali dengan cara safar.
Adab-adab
safar
1.
disunnahkan memulai
safar pada hari kamis
Seyogyanya
sesorang apabila safar memilih waktu-waktu yang baik dan mudah, sebagaimana
yang dicontohkan oleh nabi Saw, bahwasanya beliau kebanyakan memulai safarnya
pada hari kamis, berdasarkan hadist diriwayatkan dari Ka’ab bin malik, berkata
“كَانَ يُحِبُّ أَنْ يَخْرُجَ
يَوْمَ الْخَمِيسِ “adalah Rasulullah Saw suka keluar(safar) pada hari
Kamis”(Mutaffaq alaihi)
Beliau pernah safar pada hari
sabtu, akan tetapi kebanyakan beliau safar pada hari kamis .
2.
memulai berangkat
safar ketika pagi hari sekali
Beliau Saw
safar ketika pagi hari sekali, sebagaimana diriwayatkan dari sokhr AlGhomidi,
berkata “وكان
إذا بعث سرية أو جيشا بعثهم من أول النهار
“dan Adalah beliau jika mengutus brigade atau pasukan, beliau mengutusnya pada
awal siang (Pagi sekali).(HR>Abu daud dan Ahmad)
3.
Dan hendaknya jangan safar
sendiri karena Rasulullah Saw bersabda :
“لو يعلم الناس ما في الوحدة ما أعلم ما سار راكب
بليل وحده “ seandainya
orang-oramg tahu akan (bahayanya safar) sendirian, niscaya tidak akan ada yang
mau berjalan berkendaraan(safar)sendirian ketika malam”(HR.Bukhori).
4.
Janganlah safar dengan
membawa lonceng dan anjing, Rasulullah Saw bersabda :
5.
“لا تصحب الملائكة رفقة فيها كلب ولا جرس “ malaikat tidak akan menemani orang yang ada padanya
anjing dan lonceng”(HR.Muslim)
6.
Hendaknya para musafir
saling tolong- menolong sebagian kepada sebagian yang lain, Rasulullah Saw
bersabda : “من كان معه فضل ظهر فليعد به على من لا ظهر له ومن كان له فضل زاد فليعد
به على من لا زاد له “
Barang siapa yang memiliki
tunggangan yang lebih, maka hendaknya dia memberikan kepada orang yang tidak
memiliki tunggangan, dan barangsiapa yang memiliki perbekalan yang lebih
hendaknya dia memberikan kepada orang yang tidak mempunyai perbekalan”
(Muttafaq ‘Alaihi)
7.
Dimakruhkan untuk
safar sendiri, Hendaknya bersafar minimal tiga orang, berdasarkan sabda nabi
Saw :
“الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ “
Seorang penunggang (safar) ada
satu syetan, dua orang penunggang, dua syetan, sedang bertiga itulah tunggangan(safar
sebenarnya)”(HR.Malik, Tirmidzi, Abu daud dan Nasaai)
8.
Memilih seseorang
menjadi Amir(pemimpin) didalam safar, berdasarkan sabda Nabi Saw :
“إِذَا كَانَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا
أَحَدَهُمْ
“
Jika ada tiga orang didalam safar,
maka hendaknya menjadi Amir(pemimpin) salah seorang dari mereka”.(HR.Abu daud)
9.
Doa ketika hendak
safar,
Rasulullah ketika hendak berangkat safar
beliau bertakbir tiga kali lalu mengucapkan doa :
“{ سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ
وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ }
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى
وَمِنْ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ
عَنَّا بُعْدَهُ اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيفَةُ فِي الْأَهْلِ
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوءِ
الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ
“"Maha Suci Tuhan yang Telah menundukkan
semua Ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
“(QS:Zhukhruf:13) ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepadamu didalam safar
kami ini, akan kebaikan dan Taqwa dari amal yang engkau ridhoi, Ya Allah
mudahkanlah untuk kami, safar kami ini, dan lipatlah kejauhannya untuk kami, Ya
Allah..engkaulah pendamping disafar dan pemimpin dikeluarga, Ya
Allah..sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kesulitan safar dan kepudaran
pandangan dan buruknya kembali pada
harta dan keluarga
10.
Disunnahkan ketika
perjalanan safar mendaki mengucapkan Takbir ( الله
أكبر ) dan ketika turun mengucapkan Tahmid (
سُبْحَانَ الله), sebagaimana hadits yang telah diriwayatkan oleh Ibnu umar, beliau berkata : “وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَجُيُوشُهُ إِذَا عَلَوْا الثَّنَايَا كَبَّرُوا وَإِذَا هَبَطُوا سَبَّحُوا “ dan adalah Rasulullah Saw dan tentaranya ,
apabila mereka menaiki lembah, mereka bertakbir, dan apabila mereka turun,
mereka bertasbih” (HR.Abu daud)
11.
Disunnahkan mengQhasar shalat yang empat
rakaat menjadi 2 rakaat, berdasarkan hadits dari ibnu umar, berkata : “ Aku
menemani Rasulullah Saw, dan adalah beliau tidak menambah dalam safarnya lebih
dari 2 rakaat, begitupula Abu bakar, umar dan Utsman” (Mutaffaq ‘alaihi)
Beliaupun
Saw bersabda : “صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ” (Qhasar didalam safar) adalah shadaqah yang Allah berikan
kepada kalian, maka terimalah shadaqahnya”(HR.Jamaah, kecuali Bukhori)
12.
Diperbolehkan Shalat diatas kendaraan, kecuali
shalat fardhu, berdasarkan riwayat dari jabir bin Abdullah, beliau berkata : “كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَى رَاحِلَتِهِ حَيْثُ تَوَجَّهَتْ فَإِذَا
أَرَادَ الْفَرِيضَةَ نَزَلَ فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ “
Adalah
rasulullah Saw shalat diatas kendaraanya searah dengan kendaraannya, dan
apabila beliau hendak shalt wajib beliah turun dan menghadap
Qiblat.”(HR.Bukhori)
Shalat
diatas kendaraan yaitu dengan menjadikan ruku’nya dengan merunduk dan sujudnya
lebih rendah lagi, berdasarkan hadits Ya’la bin Murrah riwayat Al Imam Ahmad,
At-Tirmidzi dan yang lainnya
Dan
apabila ia tidak mampu untuk turun dari kendarannya karena macet atau sebaginya maka boleh
baginya melakukan shalat Fardhu di atas kendaraannya.
13.
Dan hendaknya orang
yang safar tidak pulang kerumahnya pada waktu malam, berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim dari anas bin malik, beliau berkata : “adalah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetuk(Pintu) keluarganya
diwaktu malam, dan beliau tidak masuk kecuali pagi atau petang” (HR.Muslim).
14.
Disunnahkan apabila
telah kembali dari safar menyembelih, berdasarkan hadits dari Jabir bin Abdullah berkata :
Ketika beliau tiba dimadinah (dari safar) beliau menyembelih sesembelihan atau
unta”(HR.Bukhori)
Abu Dzurra’fah alBatawi, Pamulang
7 Muharram 1433 H
0 komentar:
Posting Komentar